Trip to Sumba (Day 2) : Pantai Bawana


Berbekal petunjuk dari pemuda di Pantai Watu Maladong, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Bawana. Begitu banyak persimpangan jalan yang kami temui. Sempat membuat kami bingung dan tersesat. Beberapa kali bertanya warga sekitar juga tidak membuahkan hasil. 
Jalan buntu, kami tersesat.
Dengan bermodalkan trial error dan feeling, Om Piet mencoba sebuah jalan di rerimbunan ilalang. Cukup sempit dan di ujungnya tertutup pepohonan. Awalnya sempat gak yakin ini jalannya Dan taraaaa... ternyata benar ada pemandangan laut indah di baliknya.
Indahnya ciptaan tuhan
Setelah parkir mobil, sudah tampak birunya laut dan suara deburan ombak. Lagi-lagi nggak sabar dan langsung bergegas turun. Turunannya cukup terjal dan di bawahnya ada sebuah tanjung sehingga kami bisa melihat pantai dari atas. Ternyata lokasi yang kami inginkan sedikit meleset. Rencananya lokasi yang kami tuju berada di bawah tanjung tersebut dimana harus naik mobil ke depan lagi dan menuruni tebing di pinggir pantainya. Tapi kami pikir, saat itu laut sedang pasang, sehingga untuk turun kebawah agak terbatas dan cukup bahaya karena ombak juga cukup besar. Lagipula pemandangan dari atas tanjung juga luar biasa indahnya.
Tanjung tempat untuk melihat pantai bawana dari atas
Karang bolong yang menjadi khas pantai bawana. Tampak air sedang pasang. Jadi agak bahaya untuk turun ke bawah.
Berkali-kali kami dibuat terkagum-kagum dengan keindahan pantai ini. Warna air dengan berbagai gradasi warna biru, tebing kokoh yang ditumbuhi pepohonon hijau, ombak besar dan panjang, cuaca yang cerah, dan kami melihat semuanya itu dari ketinggian. Emejinnnggg... Berasa jadi dewa penguasa lautan. :-D. Foto dari segala sudut disini semuanya indah. Keasyikan berfoto sampai membuat kami lupa lupa kalau cuaca saat itu cukup menyengat dan membakar kulit.
Foto dari ujung tanjung. It's natural bridge.
I look so tiny.
Photo where you look like in savannah
Di sisi sebelahnya juga ga kalah indahnya. Bisa keliatan Pantai Watu Maladong dari sini
Puas berfoto, kami memilih duduk di sebuah lopo (pondok) untuk bersantai sambil menikmati alam sekitar. Terima kasih banyak yang sudah membuat lopo ini, sangat bermanfaat untuk beristirahat dan menikmati angin pantai dari atas tanjung. Rasanya mau berlama-lama disini, tiduran di lopo atau sekedar menikmati es kelapa atau rujak segar (Sayangnya nggak ada yang jualan +_+).

Santai bangetttt. Mau bawa pulang lopo sekalian sama pemandangannya ke rumah. :-D
Setelah cukup lama disini, kami bergegas ke lokasi selanjutnya yaitu Danau Weekuri dan Pantai Mandorak yang jaraknya cukup jauh. Seperti biasa sudah ada pemuda lokal menunggu untuk meminta kami mengisi buku tamu. Bedanya, mereka mematok donasi sebesar 50 ribu. Walapun agak kurang ikhlas, tapi mau nggak mau kami harus bayar. Sebenarnya nggak masalah ada pungutan asalkan resmi dan bermanfaat bagi warga sekitar. Kenyataannya, hanya dimanfaatkan oknum saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling ke Singapura. Gampang banget dan seru.

Manortor bersama Patung Sigale-gale di Pulau Samosir