Sejuknya alam Simarjarunjung, Air Terjun Sipiso-piso, dan Berastagi


Selamat pagi. Alhamdulillah hujan sudah berhenti karena malamnya Parapat terus diguyur hujan. Suhu pagi itu sangat sejuk. Kami sarapan di hotel. Menunya sederhana yakni nasi goreng telur dan teh hangat. Lokasi tempat makan tepat berada di pinggir danau, jadi cukup indah sarapan pagi itu. J
Ruang makan Star Beach Hotel
Makan bersama keluarga
Narsis dulu di pinggir danau
Jam 9 kami check out. Perjalanan dilanjutkan ke arah Berastagi. Kami menyusuri jalanan sepanjang pinggir Danau Toba di ketinggian. Sehingga pemandangan Danau begitu indah kami lihat dari dalam mobil. Banyak sekali warung yang berdiri di sepanjang pinggir jalan yang menawarkan pemandangan yang indah. Kami memilih sebuah warung di daerah Tanjung Unta untuk melihat keindahan Danau Toba dengan segelas kopi. Pemandangan dari sini sungguh indah.
Dinamakan Tanjung Unta karena mirip unta tidur.
Ngopi dulu. Mantap
Budidaya ikan. Katanya milik WN Swiss.
Tujuan kami hari ini yang pertama sebenarnya adalah Bukit Indah Simarjarunjung. Di lokasi ini sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata baru yang menawarkan berbagai fasilitas. Salah satunya yang sedang hits yaitu spot foto dari pohon pinus dengan latar belakang Danau Toba yang mempesona. Mirip seperti spot foto yang ada di Kalibiru.
Spot foto kekinian di Bukit Indah Simarjarunjung (BIS)
Family Portrait
Pengunjung semakin ramai, kami pergi meninggalkan lokasi dan melanjutkan perjalanan. Tiba di Kota Saribudolok kami berhenti untuk makan siang, jajan, dan sholat di mesjid setempat.
Kota Saribudolok yang dingin
Jalanan kota Saribudolok yang ramai
Tugu perjuangan
Masjid Raya Saribudolok
Makan sudah dan kewajiban selesai ditunaikan, kami bergerak menuju lokasi Air terjun sipiso-piso yang berada di Kab. Karo. Memasuki wilayah Karo, banyak sekali di kiri dan kanan jalan kebun buah dan sayur yang luas. Masyarakat Karo memang terkenal dengan hasil kebun yang melimpah. Tanahnya yang subur, lokasi wilayah yang sejuk, membuat daerah ini cocok dikembangkan sebagai daerah perkebunan. Saya sangat menikmati pemandangan kebun-kebun yang kadang saya baru tau kalau buah ini pohonnya seperti ini. J

Tiba di Air Terjun Sipiso piso, angin berhembus kencang. Udara semakin dingin. Pengunjung saat itu lumayan ramai. Air terjun tampak begitu indah. Sebenarnya kita bisa melihat air terjun lebih dekat. Namun karena harus menuruni ratusan anak tangga, saya memilih untuk menikmati dari atas saja.

Dari papan informasi, Air Terjun ini terbentuk dari peristiwa letusan supervulkano yang membentuk danau toba dan tebing-tebing di sekitar Air Terjun ini yang terjadi ribuan tahun silam. Dari lokasi ini juga kita bisa melihat Desa Tongging, yaitu sebuah desa yang berada tepat di pinggir Danau Toba.
Air Terjun Sipiso-piso
Kelihatan juga Desa Tongging dari sini
Dinginnya udara disini
Ngambil air buat basuh muka. :-D
Beli gorengan masih anget. Pas buat suhu dingin begini.
Perjalanan kami lanjutkan menuju Berastagi. Melewati Kota Kabanjahe, jalanan sedikit macet karena ada perbaikan jalan. Tiba di Berastagi, kami langsung menuju ke Bukit Gundaling untuk menikmati pemandangan sekitar Berastagi dan Gunung Sinabung. Saat itu sudah pukul 16.00. Cuaca juga agak mendung membuat suhu menjadi sangat dingin. Bernafas sampai keluar asap. Brrrrrrr...
Kota Berastagi
Gunung Sinabungnya ketutup awan
Family Portrait (again)
Suasana Bukit Gundaling
Ada banyak kuda yang bisa disewa
Pemandangan Kota Berastagi dari Gundaling
Dari Bukit Gundaling, kami kembali ke Kota Berastagi untuk mencari penginapan. Saat itu belum ada referensi untuk menginap dimana. Beberapa kali coba browsing sambil keliling kota untuk mencari hotel. Akhirnya pilihan jatuh ke Hotel Sibayak yang lokasinya di jalanan utama Berastagi. Cukup luas dan nyaman.
Tampak Depan Hotel Sibayak yang berasitektur Belanda
Kamar Hotel
Makan malam kami memilih di warung tenda pinggir jalan yang banyak berjejer sepanjang jalan utama. Suasana malam itu sangat ramai, banyak sekali kendaraan di jalan sampai menyebabkan macet yang cukup padat. Warung tenda juga banyak yang penuh, membuat kami harus sedikit berjalanan untuk mencari warung yang kosong.
Makan malam dulu
Setelah makan, kami kembali beristirahat. Suhu semakin dingin hingga 17°C. Pantas saja hotel tidak menyediakan AC. J
Sampai jumpa esok.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling ke Singapura. Gampang banget dan seru.

Manortor bersama Patung Sigale-gale di Pulau Samosir

Trip to Sumba (Day 2) : Pantai Bawana